MAKNA
"AL BIRR"
Al Birr
yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam
(artinya) : "Al Birr adalah baiknya akhlaq". (Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Shahihnya Nomor 1794)
Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq..
"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al ‘Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya." (Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur 5/259)
Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq..
"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al ‘Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya." (Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur 5/259)
HUKUM BIRRUL WALIDAIN
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik
(berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka
berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalan) nya.
Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) yang mereka
gunakan banyak sekali , diantaranya:
1.
Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Sembahlah Allah dan jangan kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua Ibu Bapak". (An Nisa’ : 36).
2.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan
Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (QS.
Al Isra’: 23).
3.
Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah
kembalimu." (QS. Luqman : 14).
4.
Hadits Al
Mughirah bin Syu’bah - mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu
‘Alaihi Wasallam beliau bersabda (artinya): "Sesungguhnya Allah
mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak
perempuan,
dan tidak mau memberi tetapi
meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si
fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak
bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta". (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Shahihnya No. 1757).
KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN
Pertama : Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah
meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya
: Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
"Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa
lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di
jalan Allah".
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Kedua : Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Kedua : Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): "Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah
orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni
surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada
mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)
Ketiga : Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya,
dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
"Celakalah dia, celakalah dia", Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wasallam : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang
tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga". (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Keempat : Merupakan Sebab keridhoan Allah
Berkaitan dengan ini, Rasulullah Shalallahu’Alaihi
Wassallam bersabda (artinya) : "Keridhaan Rabb (Allah) ada pada
keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang
tua" (Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini
Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516).
Kelima : Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik
mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan
Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".
Keenam : Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik
mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan
Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".
ADAB
BIRRUL WAALIDAIN
(BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA)
HAK-HAK
YANG WAJIB DILAKSANAKAN SEMASA ORANG TUA MASIH HIDUP
1.
Mentaati Mereka Selama
Tidak Mendurhakai Allah
Mentaati
kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya mendurhakai
keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali
apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya.
Allah Subhanahu wa TA'ala berfirman:
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..." (QS. Luqman: 15)
Allah Subhanahu wa TA'ala berfirman:
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..." (QS. Luqman: 15)
2.
Berbakti dan Merendahkan
Diri di Hadapan Kedua Orang Tua
Dalilnya, sebagaimana hadits sebelumnya, pada surah QS. Al-Ahqaaf: 15
dan QS. An-Nisaa': 36. Perintah berbuat baik
ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga
kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari
anaknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan
Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kasih sayang dan ucapkanlah: 'Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'" (QS.
Al-Israa': 23-24)
3. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya
Tidak
boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan mereka
berdua. Tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului
mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan
mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka, membentangkan
dipan untuk mereka, mempersilakan mereka duduk di tempat yang empuk,
menyodorkan bantal, janganlah mendului makan dan minum, dan lain sebagainya.
4. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka
Firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala:
"...Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23).
"...Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23).
5.
Menyediakan Makanan
Untuk Mereka
Menyediakan
makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia memberi
mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk
mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua
daripada dirinya, anaknya, dan istrinya.
6.
Meminta Izin Kepada
Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk Urusan Lainnya
Izin
kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang
laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan
bertanya: "Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau
balik bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?"
Laki-laki itu menjawab: "Masih." Beliau bersabda: "Berjihadlah
(dengan cara berbakti) kepada keduanya." (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan
Muslim no. 2549, dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu).
7.
Memberikan Harta Kepada
Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika
ia berkata: "Ayahku ingin mengambil hartaku." Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Kamu dan hartamu milik ayahmu." (HR.
Ahmad, II/204, Abu Dawud no. 3530, dan Ibnu Majah no. 2292, dari Ibnu 'AMr
radhiyallahu 'anhu. Hadits ini tertera dalam kitab Shahiihul Jaami no. 1486).
8.
Membuat Keduanya Ridha
Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai Mereka
Hendaknya
seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para
saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan
memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan
janji-janji (orang tua) kepada mereka.
9.
Memenuhi Sumpah Kedua
Orang Tua
Apabila
kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di
dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk
memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.
10.Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela Orang Lain
Mencela
orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa
besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat bertanya: "Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?" Beliau menjawab: "Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya." (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu).
"Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat bertanya: "Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?" Beliau menjawab: "Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya." (HR. Bukhari no. 5973 dan Muslim no. 90, dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu).
11.Mendahulukan
Berbakti Kepada Ibu Daripada Ayah
Seorang
laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" Beliau
menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi: "Kemudian siapa
lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu kembali
bertanya: "Lalu siapa lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu."
Lalu siapa lagi?" tanyanya. "Ayahmu," jawab beliau." (HR.
Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
HAK-HAK
ORANG TUA SETELAH MEREKA MENINGGAL DUNIA
1.
Menshalati Keduanya
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo'akan dirinya." (HR. Muslim no. 1631 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).
"Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo'akan dirinya." (HR. Muslim no. 1631 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).
2.
Beristighfar Untuk
Mereka Berdua
Orang
tua adalah orang yang paling utama bagi seorang Muslim untuk dido'akan agar Allah
mengampuni mereka karena kebaikan mereka karena kebaikan mereka yang besar.
Allah Subhanahu wa TA'ala menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam
Al-Qur'an:
"Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu
bapakku..." (QS. Ibrahim: 41).
3.
Menunaikan Janji Kedua
Orang Tua
Hendaknya
seseorang menunaikan wasiat kedua orang tua dan melanjutkan secara
berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya.
Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang
dulu pernah dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.
4.
Memuliakan Teman Kedua
Orang Tua
Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhu pernah berpapasan dengan seorang Arab Badui di jalan
menuju Makkah. Kemudian, Ibnu Umar mengucapkan salam kepadanya dan
mempersilakannya naik ke atas keledai yang ia tunggangi. Selanjutnya, ia juga
memberikan sorbannya yang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: "Semoga Allah
memuliakanmu. Mereka itu orang Arab Badui dan mereka sudah biasa
berjalan." Ibnu Umar berkata: "Sungguh dulu ayahnya teman Umar bin
al-Khaththab dan aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang
menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
tersebut meninggal." (HR. Muslin no. 2552 dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhu).
5.
Menyambung Tali
Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah
Beliau shallallahu
'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
"Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal." (HR. Ibnu Hibban no. 433 dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu. Hadits ini tertera dalam kitab Shahiihul Jaami' no. 5960)
"Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal." (HR. Ibnu Hibban no. 433 dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu. Hadits ini tertera dalam kitab Shahiihul Jaami' no. 5960)
Sumber:
http://sofyan.phpnet.us/index.php/adab/738--adab-birrul-waalidain-berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar